Social Icons

Pages

Minggu, 30 Desember 2012

GANESHA MINERAL PADA MAGMATIK


Pengertian Lingkungan Magmatik :
Lingkungan magmatik dikarakteristik oleh temperatur tinggi hingga menengah dan tekanan dengan variasinya cukup lebar. Mineral yang terbentuk berhubungan dengan aktivitas magma yaitu cairan silikat panas yang menjadi bahan induk batuan beku.
Batuan beku merupakan hasil kristalisasi magma, suatu lelelhan panas yang mengandung unsur - unsur penting secara kuantitatif yaitu O, Si, Al, Ca, Mg, Na, dan K dan dalam jumlah kecil hampir semua unsur - unsur lainnya kristalisasi mineral dan magma menghasilkan konsentrasi  unsur - unsur minor dalam cairan sisa dan konsentrasi zat – zat volatile, seperti H2O, CO3, N2, senyawa sulfur dan boron serta HCl dan HF.
Larutan sisa tersebut menghasilkan pegmatite dan vein hidrotermal (urat - urat hidrotermal ) kadang – kadang terbentuk di dalam batuan beku yang telah memadat dan dalam rekahan. Rekahan dan batuan sampingnya, bahkan dapat mencapai permukaan berupa gas - gas menimbulkan fumarol – fumarol atau larutan – larutan membentuk hot spring.
Dalam lingkungan magmatik ada ada empat tipe mineral yaitu :
§   Batuan beku
§   Pegmatit
§   Vein Hidrotermal
§  Endapan – endapan hot spring serta fumarol
1. Batuan Beku
Mineralogi batuan beku cukup sederhana hanya 7 mineral atau grup mineral yang umumnya terdapat dalam jumlah banyak di dalam batuan beku yaitu kuarsa, feldspar, felsparthoid, hornblende, biotit dan olivine dan dapt diklasifikasikan sebagai mineral pembentuk utama ( essential constituens ). Beberapa mineral lain terdapat dalam jumlah kecil, antara lain magnetit, ilment, dan apatit dan diklasifiksikan sebagai pembentuk (accessory constituens ).
Mineral – mineral batuan beku baik utama maupun tambahan juga sebagai leucocratic ( batuan terang ) dan melanocratic ( batuan gelap ). Penggolongan ini juga dapat merupakan penggolongan secara kimia, memisahkan kuarsa dan sodium, potassium serta kalsium aluminosilikat dan mineral – mineral ferromagnesian ( piroksen, hornblende, bioti, dan olivine).
Tabel Mineralogi batuan beku
Leucocratic
Melanocratic
Utama
SiO2
Kuarsa, tridimit, dan kristobalit
Felspar
K-Felspar : Ortoklas, mikrolin
Perthit      : K-Felspar – albit intergrowth
Na – Ca Felspar : Plagioklas
Felsparthoid
Nephelin
Leusit
Sodalit
Kankrinit
Pada beberap batuan vulkanik
Olivin
Piroksen
Enstatit
Hipersin
Augit
Hornblende
Biotit
Tambahan
Apatit
Muskovit
Korundum
Sphene
Zirkon
Ilmenit
Magnetit
Pirit
Piorit
Tabel Klasifikasi batuan beku secara mineralogy
Mineral Pembentuk
K-Felspar/pertit terbanyak
K-Felspar plagioklas   
± sama
       Plagioklas
feldspar terbanyak
Sedikit atau
tanpa felspar
An <50%
An 50 %
Ada kuarsa
  1. Granit
  2. Rhiyolit
  1. Grano diorite
  2. Latit kuarsa
  1. Diorit Kw (tonalit)
  2. Dasit
  1. Gabro Kuarsa
  2. Basalt kuarsa
  1. Syent
  2. Tracyt
A.    Monozit
B.     Latit
  1. Gabro
  2. Basalt diatas
  1. Diorit
  2. Latit
A.Piroksen, Peridotit,       Dunit
 B.Limburgit
  1. Nefeline syent
  2. Phonolit
  1. Nepheline, Menzonit
  2. Latit funolit
  1. Essexit, Theralit
  2. Tephirit, Basanit
  1. Ijolit
  2. Leusit dan Nefelinit
Keterangan A. ( Tipe Plutonik)
                    B. ( Tipe Vulkanik )       
Pengaruh lingkungan geologi terhadap batuan akan terefleksi pada ukuran butiran mineralnya. Mineral pada batuan tipe vulkanik berbutir halus karena melalui proses pendinginan yang cepat kadang terdapat mineral butiran agak kasar disebut fenokris. Pada batuan plutonik mineral berbutiran kasar, karena pendinginan yang perlahan sehingga memberikan kesempatan Kristal tumbuh besar.  
2. Pegmatit
Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagian kristalisasi magmatik awal dan tekanan di sekeliling magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan sekeliling sebagai dike, sill, stokework.
Proses kristalisasi fraksional pada magma akan membentuk suatu cairan sisa berupa cairan silikat. Cairan ini tidak selalu cai karena adanya konsentrasi volati. Bila tekanan volatile mencukupi akan menyebabkan cairan terinjeksi di sepanjang permukaan lemah pada batuan sekeliling yang mungkin merupakan bagian dari batuan beku intrusi yang sama. Dengan jalan inilah pegmatite dan vein hidrotermal terbentuk.
Pegmatite dijumpai berasosiasi dengan batuan – batuan plutonik (umumya granit).  Pegmatite – pegmatite granit umumnya terdiri dari kuarsa dan alkali feldspar, dan sedikit muskovit dan biotit. Pegmatit mempunyai tekstur besar butir kasar dan biasanya berbentuk tabular atau pipa.
Pegmatite sangat sederhana dalam hal kimiawi maupun mineralogy tapi pegmatite komplek disebabkan oleh kandungan unsure yang jarang dan mineral yang tak umum. Pegmatite penting secara ekonomi dan telah dimanfaatkan untuk keperluan industri mineral seperti : feldspar, muskovit, plugopit, turmalin, dan kuarsa.
3. Endapan Hidrotermal
Endapan hidrotermal merupakan pengembangan pegmatik dan terbentuk dari larutan yang lebih dingin dan encer. Ciri khas endapan hidrotermal adalah urat – urat ( vein ) yang mengandung sulfide, yang terbentuk karena pengisian rekan atau celah – celah pada batuan semula. Namun banyak juga yang berupa suatu massa tak teratur, yang telah mengganti sebagian atau seluruhnya.
Secara luas, endapan hidrotermal dibagi menjadi 3 tipe :
§  Endapan hipotermal terbentuk antara 300 – 500 0C
§  Endapan mesotermal terbentuk antara 200 – 300 0C
§  Endapan epitermal terbentuk antara 50 – 200 0C
Endapan hipotermal dicirikan oleh mineral kasiterit, skhelit, wolframit, dan molidenit. Kuarsa adalah geng utama yang diikuti pula oleh turmalin, topas, dan mineral silikat lainnya.
Endapan mesotermal, mineral yang mencirikannya adalah mineral sulfide( pirit, markasit, galena, sfalerit, khlakosit, bornit, enargit, tetrahedrit, urat kuarsa mengandung emas yang merupakan endapan penting.
Endapan epitermal, dicirikan oleh mineral stibirit, sinobar, perak native, sulfide perak, atau argenit, emas native, dan mineral – mineral emas lain seperti krenerit, kalaverit, dan silvanit, yang berturut – berturut menghasilkan antimon, air raksa, perak, dan emas mineral gengnya adalah kuarsa, opal, kalsit, aragonite, dolomt, fluorit, dan barit.
4. Endapan – Endapan Hidrotermal
Larutan hidrothemal kadang kala dapt permukaan dan muncul sebagai air panas. Pada umumya larutan – larutan mempunyai kadar mineral yang rendah. Mineral yang sering terdapat di sekeliling air panas adalah silica dan opalin. Namun kadang – kadang dapat dijumpai pada sejumlah kecil sulfida – sulfida.
Endapan Fumarol yang terpenting adalah endapan yang tedapat pada gunung api yang masih aktif , dengan gas –gas panas yang sangat aktif mengendapkan mineral – mineral seperti sulfur dan mineral – mineral lain seperti magnetit, molibdenit, realgan, galena, dan sfalerit. 

NIKEL INDONESIA


1. Sifat bahan galian :
Nikel logam yang sangat keras dan putih mengkilap terdapat di dalam kerak bumi sebanyak kl. 0,02%. Diantara mineral-mineral yang mempunyai arti komersil ialah pentlandit (Ni,Fe)S dan garnirit (n NiSO3 mHgSiO3.H2O).
Pada umumnya bijih nikel dibedakan sesuai dengan mineralnya menjadi bijih sulfidik yang terjadi karena replacement dan magmatic dan keduabijih silikat yang terjadi karena pelapukan (laterisasi) dari batuan ultra basa. Bijih nikel Indonesia termasuk tipe yang disebut belakanga.
2. Penyelidikan/Penambangan :
Penyelidikan bijih nikel laterit dilakukan dengan test pit. Untuk bijih sulfidik, geofisik dan pemboran inti.
Penambangan bijih nikel larerit (contoh Pomalaa) adalah pertambangan terbuka. Lapisan penutup  dikupas dengan bulldozer, bijihnya digali dengan power shovel. Bijih nikel sulfidik ditambang secara tambang terbuka atau tambang dalam tergantung keadaan cebakannya.
3.Pengolahan :
Seperti besi laterit demikian juga nikel laterit belum dikenal cara pengolahannya. Nikel sulfidik diolah secara flotasi. Kadang-kadang sebelumya dikonsentir dulu secara magnetik separation.
4. Metalurgi:
Ekstrak nikel dari bijihnya yang konvensionil dilakukan secara pyrometallurgy. Sekarang telah dtemukan proses pengolahan bijih nikel secara hydrometallurgy yaitu “ammonia – pressure leach process” dan “sulfuric acid – pressure leach process”.
Bijih laterit kadar rendah (± 1,5 %) dilebur dengan menambahkan besi dan ferrosileon dijadikan ferronickel (feronikel)
5. Penggunaan
Nikel digunakan dalam : campuran logam-logam bukan besi (non ferrous alloys), baja tahan karat, (stainless stell), baja jenis lain, melapisi logam-logam (electroplating), campuran yang tahan akan listrik dan suhu tinggi, besi tuang, katalisator, keramik, magnet, dan lain-lain.
No
Tempat ditemukan
Keadaan endapan
Reserve
Diselidiki oleh
1
2
Sulawesi Tengah
Soroako
Buluhalang
Hasil weathering dan lixiviation dari peridotit
….
700.000 ton
320.000 ton
Diens v/d Mijnbouw
1
2
3
4
Sulawesi Tenggara
Pomalaa
Tg. Pakar
Pulau Maniang
Pulau Lemo
Nikel laterit
1.372.543
62.000
PN Aneka Tambang

Kamis, 18 Oktober 2012

BEGINILAH MINERAL

A. Alterasi dan Mineralisasi Daerah Sangkaropi Mineral alterasi merupakan mineral yang mengalami ubahan baik dalam bentuk fisik maupun komposisi kimia dan kemudian membentuk mineral baru akibat factor factor tertentu. Berdasarkan data-data dan adanya indikasi yang diperoleh dilapangan dan perbedaan mineral yang terbentuk yang diakibatkan oleh pengaruh meningkatnya pH,yang kemudian di hubungkan dengan beberpa teori yang telah ada maka pada daerah penelitian ini dapat dibagi atas beberapa kelompok mineral alterasi yaitu: 1. Kelompok Kaolin Mineral mineral yang dijumpai dilapangan yang kemudian digolongkan sebagai mineral pada kelompok Kaolin adalah mineral Kaolin. Mineral kaolin ini pada daerah penelitian dijumpai di stasiun 4 yang berada disepanjang jalan yang terletak disebelah Utara Barat laut pada peta yaitu disekitar daerah Todo,dan Berdasarkan pada interpretasi model topografi pada peta maka dapat diperkirakan bahwa mineral ini menyebar relatif pada arah Barat Daya tenggara. Kaolin sebagai kelompok mineral Illit, merupakan hasil alterasi atau ubahan karena faktor kimia yang terbentuk pada kondisi pH yang lebih tinggi (pH = 4), serta faktor temperatur yang mengakibatkan, mineral-mineral yang kaya akan unsur silika berupa unsur magnesium dan potasium mengalami pelapukan dan hancuran membentuk mineral kaolin bersama dengan itu alunit-andalusit-korundum berada dalam pH antara 3 – 4. hallosit umumnya terbentuk akibat pengayaan atau supergen walaupun kadang terbentuk dari larutan hidrotermal. Mineral kaolin terbentuk pada temperatur yang rendah (150 – 2500C) pada kedalaman yang kecil (dangkal). 2. Kelompok Illit Selanjutnya mineral mineral yang dijumpai dilapangan yang dijumpai sebagai mineral hasil alterasi dari mineral yang telah ada sebelumnya yang kemudian diklasifikasikan sebagai kelompok mineral Illit adalah mineral serisit, yang dijumpai pada stasiun delapan 8. Kelompok mineral ini terbentuk pada kondisi pH antara 4 – 6 sedangkan pada pH transisi (4 - 5) berasosiasi dengan kaolin,kelompok mineral ini terbentuk pada temperatur > 200 – 2500 C. Mineral serisit yang dijuumpai dilapangan nampak relatif berwarna merah dengan bentuk pipih melembar. Mineral serisit merupakan hasil ubahan dari mineral feldspar baik dari mineral plagioklas maupun ortoklas yang menyusun batuan yang bereaksi dengan unsur hidrogen ,pada proses ubahan feldspar tidak hanya menghasilkan serisit tetapi menhasilkan juga kuarsa sebagai mineral asosiasi. Mineral serisit maupun kuarsa ini terbentuk dari hasil ubahan mineral feldspar yang berubah menjadi serisit serta kuarsa. Mineral serisit yang dijumpai didaerah penelitian ini berbatasan dengan lapisan mineral klorit dan berdasarkan pada interpretasi peta topografi yang mana bahwa penyebaran mineral ini relatif mengikuti arah kemiringan topografi yaitu menyebar dari Barat Laut ke Tenggara. 3. Kelompok Calc Silika Adapun mineral yang dijumpai dilapangan sebagai kelompok mineral calc silika adalah mineral Zeolith . Zeolith ini dapat dijumpai pada stasiun 4 dengan ciri fisik warna hijau yang berasosiasi dengan kaolin.. Zeolith merupakan mineral hasil alterasi karena batuan asal yang kaya akan unsur feldspar atau silika di intrusi oleh batuan beku lain sebagaimana dijumpai pada daerah penelitian nampak adanya intrusi dasit porphyri selain terjadi interaksi dengan lingkungan sekitarnya dan reaksi dengan unsur tertentu Kelompok mineral ini terbentuk pada kondisi pH yang netral hingga basa. Zeolit terbentuk pada temperatur yang lebih rendah daripada mineral yang termasuk sebagai mineral calc silika. Mineral “hydrous zeolite” (natrolit, karbasit,mordenit, stibnite, heulandit) terbentuk pada kondisi yang dingin sedangkan mineral “hydrated zeolite” (laumonit, wairakit). dijumpai pada kedalaman yang besar dan pada kondisi yang panas pada sistem hidrotermal 4. Kelompok Silika Mineral yang termasuk sebagai kelompok mineral silika adalah mineral yang kaya akan unsur Si. Adapun mineral yang dijumpai dilapangan sebagai kelompok silika adalah mineral Kuarsa .Kuarsa dapat dijumpai pada stasiun 1 merupakan mineral hasil mineralisasi pada bentuik bentuk vein kuarsa ini terbentuk karena adanya magma yang bersifat volatil yang berupa unsur gas dan uap kemuidan bergerak menuju permukaan bumi kemudian mengisi batuan samoing yang telah ada kemudioan membeku membentuk mineral kuarsa. Dijumpai pula adanya mineral Tras yaitu pada stasiun 7 yang merupakan mineral yang berupa alterasi nonhidrotermal, pada awalnya mineral ini berasal dari batuan hasil vulkanik yang kaya akan mineral mineral feldpsar,kemudian mengalami replacement atau lebih tepatnya mengalami pencucian kemudian mengalami pengayaan berupa unsur silika . Tras pada daerah penelitian dapat dijumpai menyebar pada arah relatif utara selatan mengikutii model topografi pada daerah tersebut. Selain kelompok mineral mineral tersebut yang dijumpai sebagai hasil alterasi dijumpai pula mineral mineral lain ,yaitu antara lain berupa Azurit dan Malacite dengan ciri fisik berwarna hijau yang dapat dijumpai pada stasiun tiga dan dua . Mineral-mineral ini merupakan salah satu mineral yang mengalami proses alterasi dari batuan yang mengandung unsur Cu ,yang mana ketika terjadi proses pelepasan unsurunsur Cu nya kemudian bereaksi dan berikatan dengan unsur unsur yang ada di udara membentuk mineral baru. B. Zona Mineralisasi Daerah Sangkaropi Mineral-mineral yang dijumpai sebagai hasil mineralisasi larutan magma yang bereaksi larutan hidrotermal. Mineralisasi merupakan proses pembentukan mineral mineral baru. Salah satu ganesa mineral mineral yang terbentuk sebagai hasil mineralisasi pada daerah penelitian merupakan salah satu jenis endapan mineral Hidrotermal Submarine yang terbentuk Karena pengaruh gaya extension tektonik yang terbentuk pada back arc basin hal ini di indikasikan oleh batuan asalnya yang bersifat intermediate to felsic rocks ,adanya mineral mineral yang kaya akan unsur Cu serta Zn yang menunjukkan bahwa terdapat black and white smokey, serta di stasiun 1 nampak adanya proses replacment dimana mineral mineral mengalami proses oksidasi membentuk hematit,dan pada daerah penelitian tepatnya di stasiun 2 nampak dijumpai adanya stocworcks yaitu rekahan rekahan yang terisi oleh mineral mineral berupa mineral feldspar. Pada daerah penelitian ini unsur sulfur yang relatif berwarna kuning cukup banyak dijumpai di beberapa stasiun daerah penelitian yang mana untuk ciri endapan yang demikian sering di sebut sebagai tipe endapan oko yang mirip kuroko. Pada daerah penelitian Mineral mineral yang dijumpai sebagai hasil mineralisasi yang kemudian di bandingkan serta dihubungkan dengan klasifikasi menurut M Bateman terdiri atas : 1. Pirit, pirit dengan rumus FeS2 , pada daerah penelitian dijumpai dalam bentuk endapan mineral secara dissaminated yaitu bentuk mineralisasi yang menyebar.Mineral pirit ini dijumpai di beberapa stasiun pengamatan yaitu di stasiun 1,2 dan 5. Proses pembentukan pirit ini berasal dari pembekuan magma yang mengalami pengaruh hidrotermal ataupun berasal dari rekasi mineral mineral tertentu seperti feldpar dengan piroksin serta adanya pengaruh larutan hidrotermal 2. Kalkopirit, mineral ini merupakan salah satu jenis mineral sulfida yang terbentuk dari persenyawaan unsur Cu ,Fe dan S yang terjadi karena proses hidrotermal,yang mana magma yang berupa unsur volatil berupa gas dan uap yang mengandung unsur S , Fe, dan Cu tersebut bereaksi dengan unsur yang berasal dari lareutan hidrotermal. 3. Galena, mineral ini terbentuk dari proses pengenadapan magma .Dimana magma yang bersifat pijar pada stadium early magmatis kemudian karena gaya berat sehingga unsur yang cukup berat akan terakumulasii kebawah kemudian terkristalisasi membentuk galena dalam bentuk endapan segregation. 4. Hematit, Mineral hematit merupakan salah satu jenis mineral yang banyak mengandung unsur oksidasi besi,yang terbentuk dari proses oksidasi. Adapun proses pembentukannya adalah batuan asalnya yang berupa batuan beku basa dan banyak mengandung unsur Fe atau besi bercampur dan bereaksi dengan unsur unsur yang dapat menyebabkan terjadinya proses oksidasi dan electrolisis seperti oleh unsur Cl dan O pada kondisi tropis-subtropis .Endapan endapan yang seperti ini dapat dijumpai sebagai endapan marin disebabkan oleh karena didaerah tersebut unsur yang menyebabkan electrolisis seperti NaCl sangat melimpah. 5. Kuarsa, Mineral kuarsa dengan komposisi kimia SiO2. yang dapat dijumpai pada stasiun tiga. Merupakan hasil pembekuan magma yang bersifat volatil,dimana magma ini bergerak naik kepermukaan dari endapan ini merupakan proses hidrotermal khususnya pada kondisi epitermal dimana suhu pembentukannya sangat rendah yaitu dibawah 500C ,Proses pembentukan endapan terjadi karena magma sisa yang berasal dari sisa diferensiasi magma pada beberapa tahap sebelumnya yang dalam kondisi atau bentuk volatil berupa gas gas dan fluida bergerak keatas menuju ke permukaan mencari rekahan dan pori pori yang ada pada suatu batuan khususnya batuan samping kemudian mengisi pori tersebut kemudian membeku membentuk kuarsa. 6. Sphalerit, Mineral ini mempunyai ciri berwarna hitam,merupakan salah satu jenis mineral hasil mineralisasi yang terbentuk karena reaksi batuan samping dengan batuan beku atau karena naiknya magma yang bersifat folatril kemudian bereaksi lingkungan sekitar. 7. Magnetit, Magnetit pada daerah penelitian dapat dijumpai pada stasiun 1 yang mana keberadaan mineral ini merupakan hasil mineralisasi dari magma yang bersifat folatil kemudian mengisi rekahan antar batuan yang klemudian berinteraksi denganunsur unsur diupermukaan termasuk didalamnya pengaruh hidrotermal.

BAUKSIT

PEMBENTUKAN BAUKSIT

PROSES PEMBENTUKAN DAN GENESA BAUKSIT Genesa bijih bauksit, alumina dpat bersumber dari batuan primer (magmatic dan hidrotermal) maupun dari batuan sekunder (pelapukan dan metamorphosis). Namun, secara luas yang berada dipermukaan bumi ini berasal dari batuan sekunder hasil proses pelapukan dan pelindian. Genesa dari bauksit sendiri dapt terbentuk dari 4 proses yaitu : magamatik, Hidrotermal, metamorfosa, dan pelapukan (lebih jelas silahkan download DISINI). KLASIFIKASI BAUKSIT Berdasarkan genesanya, bijih bauksit terbagi atas 5 yaitu, bauksit pada batuan klastik kasar, bauksit pada terrarosa, bauksit pada batuan karbonat, bauksit pada batuan sedimen klastik dan bauksit pada batuan fosfat. Sedangkan berdasarkan letak depositnya bauksit terbadi atas 4 yaitu deposit bauksit residual, deposit bauksit koluvial, deposit bauksit alluvial pada perlapisan dan deposit bauksit alluvial pada konglomerat kasar. SYARAT TERBENTUKNYA BAUKSIT 1. Iklim humid tropis dan subtropics 2. Batuan sumber mengandung alumina tinggi 3. Reagent yang sesuai pH dan Eh, sehingga mampu merubah silikat 4. Infiltrasi air meteoric prmukaan secara lambat 5 kondisi bawah permukaan (larutan bawah permukaan) yang mampu melarutkan unsure batuan yang dilaluinya 6. Sublitas tektinik yang berlangsung lama 7. Preservation METODE EKSPLORASI BAUKSIT Tahapan eksplorasi bauksit meliputi pengukuran dan pemetaan, pembuata sumur uji, pengambilan conto laterit bauksit, perhitungan cadangan, ketebalan tanah penutup (OB) swell factor dan factor konkresi. METODE PENAMBANGAN Tambang bauksit berupa surface mining. Endapan bauksit di setiap lokasi mempunyai kadar yang berbeda-beda, sehingga penambangannya dilakukan secara selektif dan pencampuran (blending) merupakan salah satu cara untuk memenuhi persyaratan ekspor. SISTEM PENAMBANGAN Metode dan urutan penambangan bijih bauksit secara umum adalah : 1. Pembersihan local (land clearing) dari tumbuh – tumbuhan yang terdapat diatas endapan bijih bauksit. 2. Pengupasan lapisan penutup (stripping OB) yang umumnya memiliki ketebalan 0.2 meter. Untuk pengupasan lapisan digunkan bulldozer. 3. Penggalian (digging) endapan bauksit dengan excavator dan pemuatan bijih digunakan dump truck.

BAUKSIT

Bauksit (Al2O3.2H2O) bersistem octahedral terdiri dari 35 – 65 % Al2O3 , 2 – 10 % SiO2, 2 - 20 % Fe2O3, 1 - 3 % TiO2 dan 10 - 30 % air. Sebagai bijih alumina, bauksit mengandung sedikitnya 35 % Al2O3, 5 % SiO2, 6 % Fe2O3, dan 3 % TiO2. Sebagai mineral industri % silica kurang penting, tetapi besi dan titanium oksida tidak lebih dari 3 %. Sebagai abrasive diperlukan silika dan besi oksida lebih dari 6 %. Merupak suatu campuran bahan-bahan yang kaya akan hidrat oksida aluminium, dan bahan-bahan tersebut dapt diambil logam aluminium secara ekinomis. Istiah abuksit di kaitkan dengan laterit. Laterit adalah suatui bahan yang berupa konkresi berwarna kemeraahan, bersifat porous, menutupi hamper sebagian besar daerah tropis dan subtropics, merupakan lapisan yang kaya akan aluminium dan besi. Jika kadar aluminiumnya lebih besar dibandingkan dengan kadar besi, sehingga warnanya menjadi agak muda, kekuning-kuningan sampai keputih-putihan, maka latrit semacam ini dinamakan aluminious laterit atau laterit bauksit. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar aluminium tinggi, kadar Fe rendah dan sedikit kadar kuarsa bebas. Mineral silikat yang terubah akibat pelapukan, mengakibatkan unsure silika terlepas dari ikatan Kristal dan sebagian unsure besi juga terlepas. Pada proses ini terjadi penambahan air, sedangkan alumina, bersam dengan titanium den ferric oksida (dan mungkin manganis oksida) menjadi terkonsentrasi sebagai endapan residu aluminium. Batuan yang memenuhi persyaratan itu antara lain nepelin syenit, dan sejenisnya dan berasal dari batuan beku, batuan lempung/serpih. Batuan itu akan mengalami proses lateritisasi (proses pertukaran suhu secara terus menerus sehingga batuan mengalami pelapukan). Secara komersial baukist terjadi dalam 3 bentuk: 1.Pissolitic atau Oolitik disebut pua ‘kernel’ yang berukuran diameter dari sentimeter sebagai amorfous tryhidrate 2. Sponge Ore (Arkansas), porous, merupakan sisa dari batuan asal dan komposisi utama gigsite 3. Amorphous atau bijih lempung
 

KONTAK KAMI

Minat informasi lebih lanjut silahkan kontak kami
PT. BUMI RESOURCES ORLAND
Telp : 0747-21888
Hp : 082380937425
Email : ptbumiresourcesorland@yahoo.co.id
atyonjf4302@yahoo.co.id
mars4302@yahoo.co.id

Total Tayangan Halaman

TERIMA KASIH

ATAS KUNJUNGAN ANDA KE BLOG KAMI

MINING

MINERAL AND MINING COAL
 
Minat Info Tambang Di Sini Silahkan Kontak Kami, Kami Siap Melayani Saudara (Investor). email kami: ptbumiresourcesorland@yahoo.co.id atau Hub. Langsung via Hp 082380937425 atau 0747-21888